Jakarta (ANTARA) - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menegaskan tidak akan memberikan toleransi terhadap tindakan pelecehan seksual dalam lingkungan BUMN.
Ia mengecam keras perlakuan tidak senonoh yang dilakukan oknum petugas kebersihan PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI terhadap salah seorang pelanggan kereta api di Stasiun Ciamis, Jawa Barat.
"Sejak awal, Kementerian BUMN dan BUMN berkomitmen tidak memberikan ruang sedikit pun bagi para pelaku pelecehan seksual," ujarnya di Jakarta, Jumat.
Pada April 2022 lalu, Kementerian BUMN telah mengeluarkan surat edaran tentang kebijakan berperilaku saling menghargai di tempat kerja sebagai bentuk konkret menyediakan lingkungan kerja yang saling menghormati, bebas dari diskriminasi, pengucilan atau pembatasan, pelecehan, perundungan, dan berbagai bentuk kekerasan lainnya serta menjunjung tinggi martabat dan harga diri untuk menjaga produktivitasnya selama bekerja.
Erick telah mewanti-wanti seluruh BUMN menerapkan lingkungan kerja yang sehat. Menurutnya, lingkungan kerja sehat yang bebas diskriminasi dan pelecehan tak sebatas di dalam internal BUMN, melainkan harus terimplementasi dalam pelayanan publik.
Baca juga: Dinas Pemkab Karawang harus punya konsep pencegahan pelecehan seksual
Ia mengapresiasi langkah KAI yang langsung memecat oknum petugas kebersihan yang dipekerjakan oleh anak usaha KAI, yaitu PT KAI Services.
Tak sekadar memecat, Erick sampaikan kepada KAI supaya nomor induk kependudukan (NIK) oknum tersebut masuk ke dalam daftar hitam, sehingga tidak akan bisa menggunakan jasa angkutan kereta api ke depan.
Ia menyebut tindakan tegas ini menjadi bukti nyata komitmen BUMN dalam menerapkan budaya kerja yang bebas dari tindakan pelecehan.
Selain itu, Erick juga memuji keberanian penumpang yang melaporkan tindakan tersebut. Ia berharap para penumpang yang lain pun tidak segan-segan melapor jika mengalami kejadian serupa.
"Terima kasih atas keberaniannya yang menginspirasi banyak orang. Saya juga sudah meminta KAI untuk memberikan pendampingan kepada korban," ucapnya.
Baca juga: KAI Commuter ambil langkah hukum kasus pelecehan seksual di KRL
Sebelumnya Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Bintang Puspayoga meresmikan rumah perlindungan perempuan dan anak di Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur.
"Untuk memastikan perlindungan perempuan dan anak dan menurunkan angka kekerasan terhadap perempuan dan anak, perlu langkah-langkah komprehensif mulai dari pencegahan, penanganan hingga pemulihan korban. Rumah perlindungan yang hari ini kita resmikan bersama adalah salah satu bentuk komitmen bersama melindungi perempuan dan anak yang menjadi korban kekerasan," ujar Menteri PPPA Bintang Puspayoga dalam keterangan di Jakarta, Kamis malam.
Rumah tersebut digunakan sebagai rumah penampungan sementara bagi para perempuan dan anak korban kekerasan di wilayah setempat.
Menurut dia, masyarakat setempat harus bersinergi agar Sumba Timur dapat terbebas dari kekerasan.
"Kita semua berharap rumah ini tidak selamanya menjadi rumah perlindungan dan ini harus kita perjuangkan bersama agar Sumba Timur bisa segera bebas dari kekerasan. Perlindungan utama adalah di dalam keluarga. Harus ada kerja sama yang bagus kedua orang tua untuk melindungi anak. Begitu pula suami menjadi pelindung bagi istri dan anak," katanya.
Baca juga: KAI-Komnas Perempuan ajak warga berani cegah pelecehan di transportasi umum
Pembangunan rumah perlindungan tersebut kerja sama Kementerian PPPA, Donor Agency Treat and Partners, Pemkab Sumba Timur, organisasi kemanusiaan Wahana Visi Indonesia (WVI), dan beberapa pihak terkait lainnya.
Area Program Manager Klaster Sumba WVI Ventia Sabathini menambahkan jumlah laporan kasus kekerasan seksual dan atau fisik di Sumba dari Januari hingga Maret 2022 sudah mencapai 29 kasus. Tercatat, usia termuda anak yang menjadi penyintas kekerasan seksual berumur enam tahun.
"Pelecehan seksual masih menjadi hal yang tabu di Sumba yang membuat sebagian besar keluarga bersembunyi dan tidak melaporkan kasus ini karena dapat membuat malu nama keluarga. Lebih ironis lagi, sebagian besar pelaku kekerasan seksual tersebut umumnya anggota keluarga mereka sendiri," kata dia.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Erick Thohir tak tolerir adanya tindakan pelecehan seksual di BUMN
Erick Thohir berikan toleransi adanya tindakan pelecehan seksual di lingkungan BUMN
Jumat, 5 Agustus 2022 13:59 WIB
Sejak awal, Kementerian BUMN dan BUMN berkomitmen tidak memberikan ruang sedikit pun bagi para pelaku pelecehan seksual/