Depok (ANTARA) - Tim Pengabdian Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia (FEB UI) tengah mengupayakan kolaborasi ini untuk membantu pengelola industri sabun batang rumahan agara bisa semakin berkembang.
"Ada beberapa alternatif tengah dijajaki, dan membutuhkan pertemuan lanjutan untuk menjadi kerja sama yang riil," kata Tim Pengmas FEB UI Zuliani Dalimunthe dalam keterangannya, Selasa.
Zuliani menceritakan ketika melakukan kegiatan Pengabdian Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia di Kota Solo bertemu dengan Djatmiko seorang pengusaha industri sabun batang rumahan yang telah mengelola usahanya selama lebih dari 20 tahun.
Baca juga: FEB UI latih pemasaran digital dan medsos UMKM di Labuan Bajo
Perjalanan produksi sabun rumahan Djatmiko berawal ketika krisis tahun 1998, ketika terjadi PHK massal di seantero negeri akibat krisis. Muncul kesadaran tentang pentingnya membangun UKM pasca rontoknya bisnis-bisnis konglomerat.
Kala itu, Djatmika bersama 30 rekannya mengikuti pelatihan pembuatan sabun batang. Beliau memilih pelatihan pembuatan sabun batang. Program pelatihan ditempuh selama 8 bulan, disertai bantuan pembiayaan untuk memulai usaha.
Dari sekitar 30-an orang yang mengikuti pelatihan tersebut, 5 orang akhirnya membuka usaha produksi sabun rumahan.
Baca juga: FEB UI peroleh akreditasi internasional AACSB
Pada tahap awal, permintaan atas sabun yang diproduksi cukup baik. Meskipun Djatmiko hanya memasarkan produknya melalui jaringan tetangga dan pertemanan, pesanan ternyata mengalir dari banyak kota, bahkan hingga dari Papua.
Pada periode awal itu, Djatmiko pernah menerima pesanan sabun hingga 500 batang. Namun, dengan berjalannya waktu, pesanan menjadi semakin jarang dan sedikit. Ditambah dengan pandemi, praktis saat ini hanya Djatmiko yang masih bertahan. Itupun pada skala mikro, hanya memenuhi permintaan dari warung-warung di sekitaran Solo.
Untuk dapat meningkatkan skala usahanya butuhkan kolaborasi dengan usaha yang lebih besar. Bentuk kolaborasi yang memungkinkan adalah ketika pelaku usaha seperti Djatmiko hanya mengerjakan produk sesuai pesanan (outsource) berdasarkan spesifikasi yang ditetapkan pemesan.
Baca juga: FEB UI: Galon guna ulang bantu minimalisir dampak lingkungan
Tanpa itu, skala usaha Pak Djatmiko hanya dapat seperti sekarang, atau akhirnya akan berhenti seperti rekan-rekannya yang sama-sama mengikuti pelatihan 20 tahun yang lalu.
Tim Pengmas FEB UI bantu usaha sabun rumahan
Selasa, 8 November 2022 19:13 WIB
Ada beberapa alternatif tengah dijajaki, dan membutuhkan pertemuan lanjutan untuk menjadi kerja sama yang riil.