Bima Arya minta para siswa yang dikumpulkan dalam ruangan yang dijadikan perekaman Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kota Bogor tidak ragu mengutarakan pengetahuannya tentang KTP.
Mereka tetap menggunakan masker baik di dalam maupun di luar ruangan, akan tetapi Bima Arya sudah tidak menggunakan masker sepanjang dialog itu.
Baca juga: Wali Kota Bogor hentikan PTM seluruh sekolah akibat lonjakan kasus COVID-19
Puluhan siswa yang hadir dalam dialog mengenai KTP sekaligus perekaman bagi siswa yang sudah cukup umur dan memenuhi syarat berseragam batik khas SMAN 1 Kota Bogor.
Meskipun tidak semua siswa mengetahui fungsi KTP di usianya yang masih belia, beberapa siswa memberanikan diri menyebut agar bisa bekerja paruh waktu, menikah, membuat surat izin mengemudi (SIM), dan mencoblos dalam pemilihan umum (Pemilu).
"Nah bikin SIM, yang tadi udah bilang (untuk) coblos aja. Menikah belum boleh, baru 19 tahun," ujar Bima.
Baca juga: Wali Kota Bogor minta guru beri perhatian terhadap psikososial siswa selama PTM
Bima pun menjebak beberapa pertanyaan kepada siswa, di antaranya bolehkan remaja usia 17 tahun menjadi wali kota. Hasilnya, banyak siswa yang menjawab boleh. Bima kemudian menjelaskan bahwa syarat minimal menjadi wali kota yakni 25 tahun karena mempertimbangkan kematangan berpikir.
Wali Kota Bogor itu berpesan agar siswa yang telah memenuhi syarat untuk memiliki KTP segera mengurusnya di Disdikcapil. Kota hujan itu kini telah memberikan fasilitas pembuatan KTP dengan cepat, bisa selesai dalam satu hari.
Apalagi, Disdikcapil telah memberikan fasilitas Drive Thru bagi masyarakat yang ingin mengurus sejumlah administrasi kependudukan.
Baca juga: Bima: Sekolah Tempat Membangun Karakter Siswa
Bima bahkan menyaksikan siswa yang sedang melakukan perekaman KTP. Dia memberikan saran agar foto KTP siswa nampak bagus.
"Nah ini ada minyaknya di muka, usap dulu pakai tisu. Fotonya boleh senyum pak Kadisdukcapil? Ayo yang bagus ya, senyum," ujar Bima.