Bogor (Antara Megapolitan) - Perbaikan saluran irigasi bisa membangun dan mengentaskan desa tertinggal, khususnya masyarakat petani untuk menyukseskan program swasembada pangan nasional, kata Sekretaris Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Irigasi Desa Bojong, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Endang.
"Itulah, alasan masyarakat desa hidupnya kurang sejahtera. Karena petani tidak mau menanam padi dengan alasan saluran irigasinya rusak," kata Endang, di Kemang Kabupaten Bogor, Jumat.
Ia menjelaskan, sebenarnya lokasi pertanian Desa Bojong, Kecamatan Kemang masih bisa menjadi `lumbung padi` seperti 20 tahun lalu, karena masih ada 100 hektare lahan pertanian yang bisa ditanami padi.
Namun, akibat air irigasinya yang tidak lancar di pintu air Atang Sendjaja (ATS) Bogor maka membuat petani kesulitan mendapatkan keuntungan dan selalu merugi saat panen.
Sebenarnya, kata dia lebih lanjut, menanam padi lebih menguntungkan dari pada menanam sayuran. Tetapi yang membedakan kalau tanam padi hasilnya panen dinikmati satu tahun tiga kali, sedangkan tanam sayuran satu bulan sekali sudah bisa dimenikmati hasilnya untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
"Kalau dilihat dari segi keuntungan tanam padi lebih untung. Karena saya pernah berhasil menanam padi di lahan seluas 1.000 meter bisa menghasilkan 1,2 ton," katanya.
Namun, Endang mengemukakan semenjak aliran air irigasi tidak normal dari pintu air ATS, banyak pembangunan perumahan dan pemancingan di aliran irigasi Atang Sendjaja Bogor, sangat sulit mendapatkan hasil melebih dari satu ton setiap kali panen.
"Saya sendiri saja, memiliki 1.000 meter lahan pertanian dan 50 persen lahan ditanami padi karena untuk mencukupi kebutuhan beras di rumah tangga," katanya.
Dia juga menjelaskan, sebenarnya program swasembada pangan nasional bisa tercapai jika pemerintah mengeluarkan keputusan kewajiban kepada petani yang memilik lahan pertanian minimal 1.000 meter, diwajibkan menanam padi 50 persen dari lahan yang dimilikinya.
"Kalau ada ketegasan, Insya Allah swasembada pangan nasional bisa tercapai," katanya.
Kalau setiap desa menanam padi sudah bisa dipastikan pemerintah tidak perlu membeli beras dari luar negeri (impor) untuk memenuhi kebutuhan beras di desa yang memiliki lahan pertanian. Karena kebutuhan beras untuk masyarakat desa sudah terpenuhi dari pertanian padi yang terkontrol dengan baik.
"Tapi, ingat lahan pertanian jangan pernah dijadikan untuk perumahan komersial, karena bisa mematikan perekonomian masyarakkat desa," katanya lagi.
Pembangunan Perumahan
Dia menambahkan, pembangunan perumahan komersial juga menyebabkan lahan pertanian dan program swasembada pangan nasional tidak akan tercapai. Lahan usaha pemancingan juga menjadi penyebab air irigasi tidak lancar sampai ke lahan pertanian milik masyarakat.
"Jadi perlu dilakukan kontrol yang baik dan tegas kepada pengembang, pemilik tanah baru dan pengusaha kolam pemancingan ikan untuk memperhatikan saluran irigasi pertanian," katanya menegaskan.
Selain itu, bagian Tata ruang wilayah Kabupaten Bogor juga harus memikirkan kepentingan masyarakat desa yang perekonomianya didapat dari hasil pertanian. Jangan selalu mengorbakan masyarakat desa demi kepentingan pribadi pejabat negara.
"Kalau memang pejabat negara berpihak kepada masyarakat, jangan berikan izin pembangunan rumah komersial di lahan hijau pertanian," katanya.
Ia juga memberikan tips bagaimana cara menanam padi yang ideal di lahan pertanian Bogor.
Pertama kali yang perlu diperhatikan adalah pemilihan bibit padi yang berkualitas dan keadaan cuaca.
"Pada saat intensitas hujan tinggi bisa untuk memulai menanam padi, karena pada saat awal padi tanam hingga usia 1,5 bulan masih membutuhkan air yang cukup banyak," katanya.
Jka curah hujan rendah juga bisa dan air didapat dari air aliran irigasi. Tetapi kalau usia tanaman padi sudah di atas 1,5 bulan, padi tidak membutuhkan air terlalu banyak.
"Pupuk organik, obat hama selalu rutin diberikan agar hasil padi dapat maksimal," katanya lagi.
Endang mengatakan pula bahwa sebenarnya musuh utama tanaman padi selain hama adalah kekurangan air. Tanaman padi tidak bisa berbuah banyak ketika pada saat kembang/bunga padi mulai muncul curah hujan tinggi disertai angin kencang.
"Jadi kalau ingin menanam padi harus memperhatikan bibit, pupuk, cuaca, dan air. Kalau petani sudah bisa mengetahui itu pasti hasil panen padinya melimpah," katanya pula.
Ia mengatakan lebih lanjut, kalau pertanian padi bisa berhasil di desa, maka program swasembada pangan nasional ikut berhasil. Tanam padi, jagung, dan kedelai pasti berhasil jika program pemerintah berpihak kepada masyarakat.
Sementara itu, tokoh masyarakat Kampung Sawah Bojong, M. Najihuddin meminta pemerintah Kabupaten Bogor menepati janjinya untuk memperbaiki saluran air irigasi pertanian untuk menyukseskan program swasembada pangan nasional.
Kalau sudah aliran irigasinya lancar jangan lupa janji selanjutnya, yaitu pemerintah daerah dan TNI sudah menyiapkan bibit unggul berkualitas agar program Padi, Jagung, dan Kedelai (Pajale) hingga tahun 2018 bisa berhasil.
Najihuddin mengatakan pula, di daeranya masih banyak masyarakat yang menjadi petani untuk memenuhi kebutuhan ekonomi rumah tangga. Jika lahan pertaniannya rusak, maka secara otomatis tingkat kemiskinan akan semakin tinggi.
"Saya berharap pemerintah kabupaten daerah bisa memberikan yang terbaik untuk kesejahteran masyarakat. Jangan demi kepentingan sendiri masyarakat jadi korban," katanya lagi.
Ia juga mengatakan, selain lahan pertanian yang masih luas, desa ini bisa menjadi desa wisata karena masih asri, lahan pertaniannya luas, dan ada potensi wisata religi yang selama ini belum dikelola dengan baik.
"Sementara ini, potensi alam desa ini hanya dinikmati oleh pihak lain, kalau bisa dikembangkan dengan baik maka bisa meningkatkan perekonomian masyarakat," katanya.
Tetapi pembuatan desa wisata itu tidak mudah, karena membutuhkan kerja sama yang baik antara masyarakat dan pemerintah kabupaten agar pembangunan desa tidak keluar dari konsep desa wisata.
Perbaikan Irigasi Bisa Entaskan Desa Tertinggal
Jumat, 8 Mei 2015 18:05 WIB
Kalau ada ketegasan, Insya Allah swasembada pangan nasional bisa tercapai.