Bogor, (Antara Megapolitan) - Program Rebo Nyunda yang dilaksanakan Pemerintah Kota Bogor, Jawa Barat memberikan manfaat positif bagi sejumlah perajin Usaha Kecil Menengah (UKM) di kota tersebut.
Surya Zein pemilik UKM Kebun Raya Art Shop mengaku sejak tradisi Rebo Nyunda digalakkan ia mendapat keuntungan dengan penjualan melebihi target biasanya.
"Sejak ada Rebo Nyunda, ada perubahan drastis penjualan. Pembelian baju Pangsi atau Kampret, iket Sunda, pin Kujang hingga tas rajut meningkat dari biasanya," kata Surya saat ditemui di Bogor, Rabu.
Ia mengatakan, saat Rebo Nyunda digalakkan, ia menerima pembelian lima kodi baju pangsi dalam tempo satu minggu, begitu juga dengan Totopong yang laku sampai enam kodi, sendal kulit lima kodi, tas hingga tiga kodi.
"Sebelum ada Rebo Nyunda penjualan pangsi, tarompah, totopong, dan pin kujang tidak terlalu banyak. Hanya saat ada kunjungan wisata saja," kata dia.
Menurutnya program Rebo Nyunda yang digalakkan oleh Pemerintah Kota Bogor telah membantu pedagang kerajinan Sunda untuk menjualkan karyanya. Tidak hanya dirinya yang mendapat borong, tetapi sejumlah pembuat dan penjual baju pangsi, dan perlengkapan pakaian tradisional Sunda tersebut.
Ia mengatakan harga baju pangsi yang dijualnya bervariasi tergantung bahan baju, untuk bahan tenun dan kanvas dijual Rp400 ribu hingga Rp500 ribu, sedangkan bahan tisu relatif murah yakni dari Rp150 ribu sampai Rp200 ribu per pasang.
"Kalau harga Totopong juga bervariasi dari Rp25.000 sampai Rp50 ribu," katanya.
Begitu juga dengan harga Tarumpah atau sendal kulit yang menjadi pelengkap pakaian Pangsi, dijual Rp25 ribu untuk bahas terbuat dari ban bekas, dan Rp100 ribu terbuat dari kulit asli.
Menurut Surya, keuntungan penyelenggaraan Rebo Nyunda hanya dirasakan oleh UKM hanya sebulan saja. Karena masih terbatas diselenggarakan di tingkat Pemerintah Kota Bogor.
"Kami berharap Pemerintah Kota Bogor memperluas kegiatan Rebo Nyunda tidak hanya di lingkungan pemerintah saja, tetapi swasta, dan pendidikan," katanya.
Sehari-hari Surya berjualan kerajinan khas Sunda di depan Kebun Raya Bogor, ia memiliki tempat khusus penjual oleh-oleh. Sehari-hari produk kerajinannya dibeli oleh pengunjung domestik maupun mancanegara yang datang ke Kota Bogor. Ia juga aktif mengikuti kegiatan pameran yang diselenggarakan Dinas Kebudayaan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Rebo Nyunda merupakan program pelestarian Budaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Bogor, dimana setiap hari Rabu pejabat dan pegawai di lingkungan pemerintah daerah tersebut berpakaian tradisional Pangsi untuk laki-laki dan kebaya untuk perempuan.
Tidak hanya berpakaian, program Rebo Nyunda juga mengharuskan setiap orang berbicara bahasa Sunda dalam setiap kegiatannya.
Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kota Bogor, Shahlan Rasyidi mengatakan, pihaknya berencana akan memperluas Rebo Nyunda di tingkat pendidikan.
"Ada beberapa Mall yang sudah mengikuti gerakan Rebo Nyunda ini. Ke depan kita akan perluas gerakannya ini menyasar hingga ke sekolah-sekolah," katanya.
Rebo Nyunda Beri Manfaat Positif Bagi UKM
Rabu, 22 April 2015 16:54 WIB
Sejak ada Rebo Nyunda, ada perubahan drastis penjualan. Pembelian baju Pangsi atau Kampret, iket Sunda, pin Kujang hingga tas rajut meningkat dari biasanya."