Bogor (Antara Megapolitan) - Sekitar 2.500 Muslim se-Asia Tenggara berkumpul di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, untuk mengikuti Muzakarah Tauhid Tasawuf IV yang diselenggarakan oleh Majelis Pengkajian Tauhid Tasawuf Pondok Pesantren Raudhoh Al Hikam, Cibinong, Kamis.
Mereka berasal dari beberapa negara di Asia Tenggara, yakni Indonesia, Malaysia, Filipina, Kamboja, Singapura, Brunaidarussalam, dan Thailand.
"Ada juga dari Tiongkok dan Amerika," kata Ketua Pelaksana Khairunnas. Peserta terbanyak datang dari Aceh berjumlah sekitar 1.300 orang, disusul Malaysia sebanyak 500 orang.
Ia menjelaskan, kegiatan tersebut bertujuan meningkatkan silaturahim antarulama dan umat Muslim se-Asia Tenggara, sekaligus melatih dan menciptakan umat Muslim yang berakhlak mulia baik perilaku maupun perkataannya.
"Kegiatan ini dilakukan untuk memacu generasi muda yang berakhlak baik seiring perkembangan zaman saat ini yang kondisinya sudah sangat jauh tertinggal akhlaknya, terjerumus pergaulan bebas, dan mudah terpengaruh budaya barat," katanya.
Kondisi generasi muda Muslim saat ini menjadi perhatian pada agenda pertemuan Muzakarah Tauhid Tasawuf ini. Kegiatan ini diharapkan mampu mendorong penguatan iman dan keislaman generasi muda sehingga dapat menjadi penerus yang berkualitas dan pemimpin Islam yang diharapkan masyarakat.
"Minimal dengan kegiatan setahun sekali mengumpulkan para ulama, cedekiawan, pejabat pemerintah, dan pengusaha dapat meneguhkan keimanan umat Islam dan memiliki kepribadian yang kuat," katanya.
Pemimpin Keluarga Besar Wali Songo Muhammad Dhaiuddin Kuswandi mengatakan, kondisi umat Islam saat ini sangat memprihatinkan, mengalami kemunduran dalam tiga aspek, yakni moral, lemahnya ukhuwah, dan berkurangnya ketaqwaan.
"Ini disebabkan oleh lemahnya pembangunan Islam secara utuh, penyakit "material oriented", dan belum efektifnya kepemimpinan Islam," katanya.
Menurutnya, tiga penyebab tersebut dapat diatasi jika semua umat Islam menyadari pentingnya pengamalam Islam secara integral dan utuh. Perilaku masyarakat masih perlu diperbaiki, karena saat ini perilaku Islam yang dijalani lebih bersifat seremonial.
"Shalat, zakat, puasa dijalani, tapi tanggung jawab sosialnya lemah, orang miskin makin banyak, telantar, anak yatim dengan keterbatasan ekonomi juga banyak jumlahnya," kata dia.
Dhaiuddin mengharapkan melalui kegiatan Muzakarah Tauhid Tasawuf yang akan mengkaji Islam tasawuf dapat mewujudkan kebangkitan Islam sebagai rahmatan lil alamin.
"Perlu digalakkan pertemuan rutin dan terencana seperti silaturahim hari ini untuk menciptakan kekokohan umat Islam dan perlu adanya kerja sama para ulama. Prinsipnya dengan tujuan yang sama, yakni menciptakan masyarakat yang beradab," katanya.
Muzakarah Tauhid Tasawuf IV/2016 mengangkat tema "Menyongsong Generasi Baru Memberkahi Nusantara" menggandeng Pemerintah Kabupaten Bogor.
Ketua DPRD Kabupaten Bogor Ade Ruhandi mengatakan, sebuah kepercayaan yang besar diberikan kepada Kabupaten Bogor sebagai tuan rumah pelaksanaan kegiatan akbar tahunan tersebut. Diharapkan kegiatan dapat menghasilkan rekomendasi yang mampu menggugah semua pihak agar lebih aktif bergiat dalam upaya penguatan akidah umat, baik dalam aspek tauhid, fikih, maupun tasawuf.
"Kegiatan ini menjadi sarana menghimpun gagasan prospektif dan saran yang konstruktif dari para ulama se-Asia Tenggara, menjadi masukan berharga bagi pemerintah di negara-negara Asia Tenggara, termasuk Kabupaten Bogor," katanya.
2.500 Muslim Se-asia Tenggara Berkumpul Di Bogor
Kamis, 25 Agustus 2016 18:09 WIB
Minimal dengan kegiatan setahun sekali mengumpulkan para ulama, cedekiawan, pejabat pemerintah, dan pengusaha dapat meneguhkan keimanan umat Islam dan memiliki kepribadian yang kuat.