Bogor, (Antaranews Bogor) - Para mahasiswa asing, termasuk asal Indonesia, yang menempuh program doktoral di Malaysia turut memberi sumbangsih pada keberhasilan negara itu dalam meningkatkan publikasinya di jurnal-jurnal sains terindeks Scopus, kata seorang akademisi Universitas Teknologi Petronas (UTP).
"Tidak mungkin itu dicapai tanpa mahasiswa `postgraduate` (pascasarjana) dari Malaysia dan luar negeri," kata Dekan Fakultas Sains and Teknologi Informasi UTP Assoc Prof Dr Ahmad Kamil bin Mohmood kepada Antara di Bogor akhir pekan lalu (22/2).
"Indonesia termasuk dalam daftar negara-negara yang memberi kontribusi mahasiswa program magister dan doktoral pada universitas-universitas di Malaysia," katanya menjawab pertanyaan tentang kiat negeri jiran itu dalam memperkuat publikasi riset perguruan tingginya yang terindeks Scopus.
Keberhasilan negaranya dalam meningkatkan kinerja penelitian dan jumlah publikasi di berbagai jurnal ilmiah yang terindeks di Scopus itu tidak dicapai dari sebuah proses yang pendek dan tidak terencana dengan baik, katanya.
Malaysia, lanjut Ahmad Kamil, sudah mulai menggenjot kinerja riset dan publikasi di jurnal-jurnal sains terindeks Scopus pada 2007. Hasilnya kemudian mulai dirasakan pada 2009 dan berlanjut hingga saat ini.
Semua itu dilakukan untuk membuka jalan bagi Malaysia mewujudkan ambisinya menjadi salah satu "hub" (pusat) perguruan tinggi berkelas dan bereputasi dunia di Asia Pasifik.
Selama ini, menurut akademisi yang mempunyai kaitan keluarga dengan masyarakat Aceh ini, pusat keunggulan di kawasan Asia Pasifik itu masih didominasi oleh perguruan tinggi-perguruan tinggi di Australia, Selandia Baru, dan Singapura.
Untuk mencapai ambisi itu, Malaysia tidak memiliki pilihan lain, kecuali harus mampu meningkatkan peringkat perguruan tingginya di tingkat dunia dengan keunggulan di bidang pendidikan dan pengajaran serta penelitian, kata pakar sistem informasi ini.
"Untuk itu, Pemerintah Malaysia menyediakan anggaran riset yang nilainya mencapai 800 juta ringgit per tahun," kata Ahmad Kamil.
Pencapaian Malaysia dalam publikasi ilmiah terindeks Scopus, menurut catatan Dosen Matematika Institut Teknologi Bandung (ITB) Dr Hendra Gunawan, dalam blog pribadinya, jauh di atas Indonesia.
Publikasi Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) yang terideks Scopus hingga 28 Januari 2015 tercatat 19.878, sedangkan ITB tercatat 4.094, Universitas Indonesia (3.484), Universitas Gadjah Mada (1.981), Institut Pertanian Bogor (1.233), dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (1.115).
Mahasiswa Indonesia Sumbang Keunggulan Malaysia Dalam Scopus
Selasa, 24 Februari 2015 18:07 WIB
Pemerintah Malaysia menyediakan anggaran riset yang nilainya mencapai 800 juta ringgit per tahun,"