Jakarta, (Antaranews ) - Manajemen Artotel Indonesia yang berada di Jakarta siap menjadi `trend setter` dalam memberikan pelayanan baru kepada tamunya dengan konsep yang modern dibandingkan pelayanan hotel-hotel pada umumnya.
"Kami memberikan kebebasan para karyawan untuk berekpresi sesuai dengan jiwa mereka, dan kami memberikan layanan berbeda kepada para tamu," kata Corporate Public Relation Manager Artotel Indonesia, Heni Juniarti, Minggu.
Heni mengatakan pelayanan hotel kepada tamu mulai dari pintu masuk harus menyambut tamu dengan ramah dan tidak kaku. Bangunan Artotel juga sudah terlihat berbeda jika memang hotel ini memiliki konsep berbeda dengan kebanyakan hotel lainnya.
"Konsep ini baru dan kami ingin menjadi trend setter. Dengan konsep ini diharapkan tamu menjadi selalu ingat akan hotel kami dan kembali menginap di tempat ini," jelasnya.
Artotel memang tak seperti hotel pada umumnya. Begitu langkah memasuki lobi Artotel Jakarta yang bersebelahan dengan pusat perbelanjaan Sarinah di kawasan Thamrin, pandangan mata dimanjakan oleh dekoratif seni rupa kontemporer.
Ada lukisan, grafiti, hingga patung tiga dimensi. Lobi hotel difungsikan sebagai galeri rotasi yang menyajikan nuansa dan pengalaman berbeda setiap bulannya bagi para tamu. Tak hanya lobi. Sudut hotel, area publik, sampai kamar pun didesain artistik dengan mengusung konsep seni rupa kontemporer.
Menurut Heni Artotel yang telah setahun berdiri okupansi selalu tinggi yaitu mencapai 90 persen. Bahkan, untuk akhir tahun kamar di hotel ini sudah dipesan. "Kamar kami selalu penuh tiap hari. Kalau untuk akhir tahun kami juga akan menggelar acara di hotel," ujarnya.
Dikatakannya Artotel Indonesia mempunyai kapasitas 107 kamar dengan tujuh lantai. Tiap lantai dinamakan dengan seniman terkenal. Misalnya, lantai dasar adalah Darboot, lantai M yaitu Marcio Juwono yang merupakan seorang fotografer.
Selanjutnya lantai 3 adalah Zaki Arifin. Lantai 4 yaitu Oki Reymonta, lantai 5 Wisnu Auri, lantai 6 Eddi Hara yang merupakan satu-satunya seniman Indonesia yang menetap di Swiss. Lantai 7 merupakan bar yang sengaja diletakkan di roof top dengan desain interior terbuka. Sehingga tamu bisa menikmati udara Jakarta dari ketinggian serta melihat pemandangan dari atas.
Heni mengatakan pangsa pasar hotel tersebut dari corporate bukan dari perkantoran atau pemerintah. Sedangkan untuk segmentasi tamu, pihak pengelola menargetkan 70 persen orang asing dan 30 persen tamu lokal.
"Market kami memang lebih tertuju pada corporate. Sehingga kami tidak merasakan dampak besar dari peraturan pemerintah soal larangan rapat dihotel-hotel," jelasnya.
Artotel siap jadi `trend setter` konsep pelayanan hotel
Minggu, 7 Desember 2014 21:41 WIB
"Kami memberikan kebebasan para karyawan untuk berekpresi sesuai dengan jiwa mereka, dan kami memberikan layanan berbeda kepada para tamu,"