Bogor, (Antaranews Bogor) - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan meluncurkan Kampung Bambu Terpadu yang berlokasi di Kampung Paseban, Desa Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu.
Peluncuran Kampung Bambu Terpadu bertepatan dengan peringatan Hari Bambu Nasional yang juga dihadiri oleh Menteri Pemberdayagunaan Aparatur Negara dan Revormasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi dan Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon.
"Peluncuran Kampung Bambu Terpadu merupakan aksi nyata dalam memperingati Hari Bambu Nasional, tujuannya agar pengelolaan bambu baik untuk konservasi dan perekonomian dapat dilakukan mulai hulu hingga hilirnya," kata Deputi Bidang Komunikasi Lingkungan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Ilyas Asaad.
Ilyas mengatakan, bambu memiliki banyak manfaat baik dari aspek ekonomi, sosial budaya serta untuk pelestarian lingkungan.
Ia mengatakan, produksi bambu Indonesia mencapai 157 juta ton, tetapi hanya mampu menguasai 6,9 persen pasar dunia.
"Bambu Indonesia masih kalah dari Tiongkong, Thailand dan juga Taiwan. Kita baru mampu menguasai pasar dunia sekitar 6,9 persen, ini sangat disayangkan karena dari 1.200 jenis bambu di dunia, 161 jenis ada di Indonesia," kata Ilyas.
Melalui gerakan Kampung Bambu Terpadu diharapkan pengembangan bambu di Indonesia dapat ditingkatkan, tidak hanya sebagai konservasi, juga sebagai sektor ekonomi, sosial dan budaya.
Menteri Pemberdayagunaan Aparatur Negara/Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi mendukung hadirnya Kampung Bambu Terpadu yang dinilai sebagai perwujudan dalam mendukung revolusi mental.
"Kehadiran Kampung Bambu Terpadu ini mendorong revolusi mental, yang tadinya berfikir konsumsi, kini kita berfikir untuk bisa melestarikan alam melalui bambu," katanya.
Menurut Yuddy, lewat Kampung Bambu Terpadu menumbuhkan industri kreatif yang akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal.
Hal ini, lanjut dia, sangat relevan, sehingga aparatur negara diminta tidak hanya menjalankan disiplin kedinasan tetapi juga ikut terlibat dalam pelestarian alam.
"Saya imbau untuk instansi pemerintahan yang terbawah agar konsisten menjalankan tugas, tulus bersemangat terhindar dari perbuatan tercela menjadi agen perubahan. Meningkatkan kompetensi aparatur negara dan diharapkan responsif serta berpartisipasi bersama rakyat melestarikan lingkungan dan menjaga alam," kata Yuddy.
Sementara itu, Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon mengatakan dirinya banyak belajar mengenai bambu dari Janika Nanggamiharja, pendiri rumah bambu di Cibinong.
"Bambu itu memiliki lima kegunaan, yakni pecak, suling, pepelakan (pertanian), dongeng serta bangunan. Kelima ini merupakan miniatur kekuatan Indonesia," katanya.
Menurut Fadli, kehadiran Kampung Bambu Terpadu dapat menjadi kantung budaya yang nantinya bisa lebih banyak bambu yang ditanam dari berbagai varietas, termasuk bambu-bambu yang sudah langka.
Sementara itu, Jatnika Nanggamiharja selaku pencetus Kampung Bambu Terpadu menyebutkan, pembangunan sudah dilakukan sejak dua tahun terakhir di lahan seluas lebih dari tiga hektar.
Ia mengatakan, dalam Kampung Bambu Terpadu tersebut terdapat kegiatan seperti penanaman bambu, penyediaan bibit, keterampilan mengolah bambu, saung bagi kegiatan pencak silat, kerajinan bambu, serta tempat pembinaan masyarakat.
"Saat ini bangunan Kampung Bambu Terpadu yang sudah berdiri baru 50 persen. Kita masih terus melakukan pembangunan terutama membangun museum bambu, dan kebun raya bambu," kata Jatnika.
Kemen LH-Hut luncurkan Kampung Bambu terpadu
Kamis, 27 November 2014 10:50 WIB