Cikarang, (Antaranews Bogor) - Sejumlah petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Andalan Kecamatan Cikarang Timur, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, mendesak pemerintah setempat memperbaiki kerusakan irigasi sekunder yang mengaliri ratusan hektar sawah di dua desa.
"Kerusakannya sudah terjadi sejak 2012. Akibatnya sekitar 300 hektare sawah di Desa Labansari dan Bojongsari, Kecamatan Cikarang Timur, tidak teraliri air sungai," kata Ketua Kelompok Tani Andalan (KTA) Cikarang Timur, H Itam, di Cikarang, Sabtu.
Menurut dia, kondisi irigasi sekunder yang dibangun sejak 1962 di lokasi itu telah jebol, sebanyak tiga pintu air yang semula mengarahkan pasokan air ke sawah-sawah pertanian sudah tidak berbekas.
"Lubang akibat gerusan air itu kini semakin melebar dan membentuk sebuah cawan besar berdiameter sekitar seratus meter," katanya.
Itam mengaku telah berulang kali menyampaikan permohonan perbaikan irigasi kepada pemerintah daerah setempat, namun hingga kini belum memperoleh respon positif.
"Pada tahun pertama saja, lima proposal pengajuan sudah dilayangkan, belum lagi tahun ini sudah tidak terhitung jumlahnya," katanya.
Bahkan, pihaknya pun pernah mendatangi Balai Pemeliharaan Sungai Citarum, namun tidak ada tindakan.
Menurutnya, kerusakan hasil tanam di dua desa tersebut semakin menjadi pada saat kemarau tahun ini.
"Selama ini petani mengandalkan sedotan air dari sungai untuk mengairi sawah masing-masing. Namun ini perlu dana yang begitu besar untuk biaya operasional," katanya.
Setiap satu kali penyedotan pada pagi hingga siang, akan menghabiskan bahan bakar bensin sekitar 15 hingga 20 liter.
"Kalau selalu seperti ini kami sudah tidak kuat lagi. Bisa-bisa bukan keuntungan yang kami dapat, tetapi malah merugi," ujarnya.
KTA Cikarang desak perbaikan irigasi ratusan hektare
Minggu, 26 Oktober 2014 12:01 WIB